Cerita Xiaomi Saat “Mengobrak-abrik” Harga Pasar yang Bikin Merek Lain Ketar-Ketir

Berbicara perihal Xiaomi, pasti tak luput dari brand image mereka yang gemar menghadirkan hape berspesifikasi di atas rata-rata, dengan harga yang lebih murah dibanding dengan merek lain dengan spesifikasi yang sama. Hal ini menjadi salah satu hal yang menghantarkan Xiaomi pada triwulan kedua tahun 2021 menjadi merk hape dengan market share peringkat pertama, dengan angka pangsa pasar 28%, disusul dengan pertumbuhan year-on-year sebesar 112% berdasarkan data yang dirilis oleh Canalys.

Kilas balik 12 tahun ke belakang, tepatnya 6 April 2010 lalu Xiaomi digagas oleh Lei Jun, sang pendiri, chairman, dan juga CEO Xiaomi hingga saat ini. Walaupun berdiri pada tahun 2010, Xiaomi baru merilis ponsel pertamanya setahun kemudian, yakni Xiaomi Mi 1 pada 16 Agustus 2011 di China. Hape pertama Xiaomi ini sekaligus menjadi hape pertama di China yang mengusung tenaga dual-core pada dapur pacunya.

Debut Xiaomi Redmi 1S, Hape Pertama Xiaomi di Indonesia

Selang setahun, Xiaomi resmi menjajaki pasar global setelah dengan generasi penerus hape pertamanya, Xiaomi Mi 1S. Namun sayangnya, hingga 2014, Xiaomi baru secara resmi mulai “berperang” di pasar Indonesia.

Perjalanan Xiaomi di Indonesia dimulai dengan perilisan Xiaomi Redmi 1S pada 4 September 2014. Debut Xiaomi ini membuat brand lain ketar-ketir lantaran Xiaomi Redmi 1S membawa spesifikasi lebih tinggi dan harga yang lebih terjangkau dari hape-hape yang beredar di pasaran pada saat itu.

Xiaomi Redmi 1S pada saat itu dirilis dengan harga Rp1,5 juta. Secara singkat, hape ini membawa spesifikasi dengan layar 4.7 inci menggunakan panel IPS LCD beresolusi HD 720 x 1280 piksel, ditambahkan dengan kaca anti gores Dragontrail. Jika dibandingkan dengan produk milik pesaingnya, Redmi 1S ini menjadi hape dengan hape terbaik dalam urusan layar, di rentan harga yang ditawarkan.

Tak berhenti sampai itu saja, Xiaomi juga membekali Redmi 1S dengan chipset Snapdragon 400 dan RAM 1GB yang membuat hape tersebut dapat menjalan berbagai aplikasi dengan gegas.

Dalam urusan kamera, Redmi 1S ini membawa kamera 8MP f/2.2 yang mampu merekam video hingga resolusi full-HD 1080p di 30fps. Sementara, kamera depannya memiliki kamera 1.6MP dengan kemampuan perekaman 720p di 30fps. Hape ini berjalan di antar muka MIUI 5 berbasis Android 4.3 Jelly Bean pada saat pertama kali diluncurkan. Redmi 1S memiliki baterai 2.000 mAh yang membuatnya dapat bertahan sehari penuh untuk pemakaian kasual.

Spesifikasi dan harga yang ditawarkan oleh Xiaomi ini mengantarkan mereka berhasil menjual Redmi 1S 85.000 unit dalam waktu 2 bulan melalui Lazada pada waktu itu. Metode penjualan flash sale yang diusung juga menjadi salah satu model penjualan yang terbilang cukup sukses. Penjualan yang dilakukan dengan metode ini dapat menjual 15.000 unit Redmi 1S dalam waktu 10 menit saja, klaim Xiaomi.

Price to peformance Xiaomi Bikin Geleng-Geleng

Sukses dengan produk-produknya, Xiaomi tak berhenti untuk memberikan hape terjangkau dengan spesifikasi di atas pesaingnya. Salah satu puncaknya pada tahun 28 Agustus 2018. Saat itu Xiaomi memperkenal Pocophone, salah satu sub-brand mereka, yang merilis hape pertamanya.

Pocophone F1 menjadi hape yang menggegerkan para gadget enthusiast yang mana dibekali dengan chipset kelas flagship, namun dengan harga mulai Rp4.5 juta saja. Chipset tersebut adalah Snapdragon 845 yang mana ini pada waktu itu merupakan chipset paling canggih dan terkencang dari Snapdragon.

Selain chipset-nya, Pocophone F1 juga dibekali dengan teknologi-teknologi flagship seperti sistem pendingin liquid cooling system, baterai besar 4.000 mAh, dan juga kamera yang sudah dibekali dengan artificial intelligence (AI).

Walaupun terdapat beberapa sektor yang dikorbankan seperti layar yang masih menggunakan panel IPS LCD, material body plastik, namun tetap menjadikan sebagai salah satu hape yang patut untuk dipertimbangkan, terutama yang ingin mendapatkan peforma tinggi dengan harga yang lebih terjangkau.

Tentu saja, Xiaomi terus menjalankan berbagai strategi hingga saat ini. Salah satunya ya dengan menciptakan sub-brand seperti Redmi dan Poco yang berfokus dengan hape terjangkau, dan seri Mi yang fokus dengan produk-produk hape kelas atas dari Xiaomi.

Inovasi Xiaomi yang Merambah ke Berbagai Produk

Jika throwback ke 2010 di mana Xiaomi didirikan, mereka bahkan mengawali produk pertama mereka dengan merilis MIUI, antar muka yang digunakan di hape-hape mereka hingga saat ini.

Kala itu Xiaomi belum memproduksi hape mereka sendiri. Oleh karena itu, MIUI pertama yang berbasis Android 2.2 Froyo pada saat itu malah dirancang untuk perangkat seperti HTC Desire, Google Nexus One, Motorola Droid, dan beberapa hape dari berbagai brand lainnya, sebelum merilis hape pertamanya selang setahun kemudian.

Tak berhenti mengembangkan hape saja, Xiaomi juga terus berinovasi dengan merambah ke produk untuk sehari-hari dan lifestyle. Dimulai perangkat-perangkat yang berupa aksesoris pendamping hape seperti smart band, smart watch, true wireless speaker (TWS), power bank, hingga perangkat untuk mendukung aktivitas di rumah seperti air purifier, TV pintar, hingga robot penyedot debu (vacuum cleaner), bahkan penanak nasi.

Xiaomi juga ikut terjun ke dunia dekstop dengan merilis lini monitor kasual dan gaming. Selain itu, pada 2021 kemarin mereka juga melakukan debut perilisan laptop pertamanya di Indonesia dengan memperkenalkan laptop Xiaomi RedmiBook 15.

Peran Mifans Turut Jadi Salah Satu Pendukung Kesuksesan Xiaomi

Kesuksesan Xiaomi tak luput dari peran penggemarnya yang bernama Mi Fans. Mi Fans ini tidak hanya eksis di Indonesia saja, melainkan juga aktif di berbagai negara yang menjadi pasar Xiaomi.

Mi Fans di Indonesia sendiri mulai eksis tahun 2014 di Jakarta, tak lama semenjak hape pertama Xiaomi dirilis di Indonesia. Diketahui, Mi Fans Jakarta digagas oleh Sony Taqwa, dan kawan-kawannya yang pada awalnya hanya berkumpul untuk membicarakan perihal produk Xiaomi. Namun, pertemuan demi pertemuan terus dilakukan oleh Sony hingga Mi Fans di berbagai kota terbentuk. Saat ini, Sony Taqwa telah menjadi Community Manager sejak 2015 di Xiaomi Indonesia. Para Mi Fans ini juga memiliki wadah bernama Mi Community yang di dalamnya pada member dapat berdiskusi perihal produk-produk Xiaomi.

Di luar dari kesolidan Mi Fans, hal ini juga menjadi angin segar untuk Xiaomi karena pentingnya peran yang mereka lakukan. Adanya Mi Fans dapat menjadi pemasaran dari mulut ke mulut yang positif (positive word of mouth). Kemudian, loyalitas mereka juga tidak perlu diragukan lagi.

Dampak Hadirnya Xiaomi di Pasar Per-hapean Indonesia

Terkadang sebagai gadget enthusiast, saya merasa perlu mengucapkan terima kasih kepada Xiaomi karena mereka membawa dampak yang sangat bisa saya rasakan. Hal demikian juga pasti dirasakan oleh para pengguna mereka, hingga produsen hape pesaingnya.

Xiaomi yang terus menghadirkan price to peformance yang baik menjadikan merek lain ketar-ketir. Mau tak mau, mereka juga harus menghadirkan hape saingan dengan harga dan spesifikasi yang mirip-mirip dengan Xiaomi.

Sebut saja Oppo dengan anak peruhasahan Realme, dan Samsung yang mulai turun gunung dengan merilis lini seri A dan seri M yang lebih terjangkau. Harga-harga hape yang ditawarkan oleh berbagai merek juga semakin beragam terutama di rentan harga Rp1 hinga Rp3 juta rupiah, dengan harga dan spesifikasi yang sangat menjanjikan.

Bagikan:

Halo! Saya Dedi Styawan. Saya tech-content creator dan juga seorang penikmat teknologi. Saya sangat antusias dengan teknologi terutama gadget!

Tinggalkan komentar